BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 31 Mei 2009

maen ke bali yuks


Mau tau pantai terindah di Bali selain pantai Kuta? Jawabannya tentu saja pantai Dreamland di kawasan Pecatu (uluwatu).

Pantai ini begitu indah dan tidak sepadat pantai Kuta pengunjungnya. Tentu dengan situasi ini anda akan lebih nyaman dan bisa menikmati suasana pantai yang terkenal sebagai tempat surfing ini.



Dengan perjalanan kurang lebih 30 menit dari Kuta menuju arah Jimbaran kemudian Pecatu, anda akan sampai di sini.

Kawasan pantai dreamland saat ini tengah dikembangkan sebagai kawasan wisata Bali Pecatu Resorts lengkap dengan lapangan golf 18 hole, international schools, rumah sakit internasional, shopping mall dan sarana wisata lainnya.

Tentu tidak lama lagi kawasan ini akan menjadi kawasan wisata yang exclusive dan dimanage dengan lebih baik.

Read More......

whorkshop

 
Addressing to industries:
Workshop of Oil & Gas Procurement and Contract Challenge
June, 3 - 5 2009 --- Hotel Patra Jasa, Kuta Bali, Indonesia
 
Master Class:
"Current Practices for Procurement and Contract"
by Robertus Sumardji - Staf Khusus (Senior Executive Advisor) Deputi Umum BPMIGAS
 
Technical Session:
Knowledge Sharing (BP MIGAS, PT Pertamina EP, Chevron, Medco, Kodeco, etc.)
 
Panel Discussion:
"How to Improve Local Benefit in Good and Services Procurement"
Panelist:
 

Ir. I.G. Putu Suryawirawan - Direktur Industri Departemen Industri

Hardiono - Deputi Umum BP MIGAS

Willem Siahaya - Chairman GUSPEN MIGAS, Chairman IAPI, Dosen Pasca Sarjana Trisakti)

Edi Purnomo - Ka.Subid.Pemberdayaan Potensi Dalam Negeri

Iwan Djalinus - Vice President SCM Chevron
 
For further information:
IATMI Komisariat Cirebon
0231-251 2655
0231 3631889



Read More......

Jumat, 29 Mei 2009

pipeline engineering introduction


Pipeline Engineering atau bisa di indonesiasikan dengan Teknik Perpipaan merupakan bidang keahlian baru yang sebenarnya sudah lama. Pada jaman pertengahan abad ini, pemilihan pipa sebagai satu alternatif pendistribusian minyak & gas merupakan suatu keputusan yang tidak populer dilakukan. Hal ini dapat dimengerti, karena, ketika itu, pengangkutan minyak/gas bumi dengan menggunakan mobil tangki ataupun kapal tanker lebih mudah dan murah untuk dilakukan. Mudah karena company cukup menyewa mobil tangki ataupun kapal tanker, murah karena menyewa lebih murah dibandingkan dengan membangun sebuah pipeline yang harganya tentu sangat mahal (engineering, procurement, and construction cost). Oleh karena itu, ilmu teknik perpipaan tidaklah mempunyai sejarah yang cukup panjang apabila dibandingkan dengan teknik mesin misalnya. Teknik perpipaan berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan pembuatan jaringan pipa sebagai alternatif pendistrbusian minyak dan gas bumi.

Lambat laun pipeline merupakan suatu alternatif yang menarik. Isu keselamatan, keamanan dan lingkungan hidup ikut memacu berkembangnya industri perpipaan.Tidak seperti sistem transportasi yang lain yang lebih kasat mata, pipeline beroperasi dengan diam dan tak disadari kehadirannya oleh masyarakat. Seperti sistem sikulasi tubuh, pipeline tidak terlihat tetapi merupakan jaringan distribusi yang vital dan merupakan salah satu faktor penting dalam revolusi teknologi minyak dan gas bumi. Apabila minyak dan gas merupakan “darah” industri, maka pipeline akan menjadi “urat nadi” dan penghubung yang penting antara penyedia dan pengguna energi. Ketika sistem pendistribusian lain “memindahkan” minyak & gas bumi dalam proses pendistribusiannya dengan menggunakan kapal tanker ataupun truk tangki, pipeline adalah sebuah struktur yang memanfaatkan tekanan dan kompresi untuk mentransportasikan minyak & gas. Sehingga, tidaklah heran apabila tingkat keamanan pipeline ini sangat tinggi dibandingkan penggunaan sistem transportasi lainnya.

Akibat kemajuan teknologi yang begitu pesat, pembangunan pipeline tidak lagi merupakan sebuah pemborosan. Untuk design lifetime yang panjang, memiliki sebuah pipeline tentu sebuah investasi yang menguntungkan dibandingkan dengan menyewa kapal tanker. Tetapi tentu kita tidak bisa mengharapkan untuk membangun pipa dari LNG Tangguh ke Fujian China untuk menjual gas bumi, perlu dilakukan kelayakan pembangunan pipa yang didalamnya terkait dengan disiplin-disiplin ilmu lain yang dapat berkonstribusi secara positif.

Apa saja tentang pipeline engineering?

Secara simple dan sedikit berguyon, orang sering mengatakan pekerjaan pipeline engineer itu sangatlah mudah: kepanjangan ya dipotong, kependekkan ya di sambung. Tetapi “peribahasa” diatas tidaklah terlalu salah.

Pipeline engineering secara letak terbagi menjadi 2 bagian besar, offshore dan onshore pipeline. Setiap bagian memiliki keunikan sendiri-sendiri. Onshore pipeline mungkin sudah lebih dahulu berkembang. Pemasangan pipa air PDAM, dan atau pemasangan kabel listrik tentu sedikit banyak mirip dengan pemasangan pipa minyak & gas. Selain itu, lokasi sumur produksi yang lebih dahulu di temukan di daratan juga ikut memacu berkembangnya onshore pipeline. Pembangunan jalan raya yang notobene memiliki keserupaan alat-alat berat juga memberikan ide tentang bagaimana menginstalasikan sebuah pipa.

Lain halnya dengan offshore pipeline, pembangunan pipa di bawah laut sangat tergantung dari kondisi lingkungan laut yang serba tidak pasti. Arus dan gelombang air laut merupakan faktor utama desain. Ditambah dengan bentuk permukaan dasar laut yang kerap berubah karena air laut juga sangat krusial. Masih ingat masalah pipa pagerungan-nya BP/Pertamina? Konon katanya masalah ini terjadi karena perubahan bentuk permukaan dasar laut sehingga membahayakan keutuhan pipa. Metocean data yang akurat, sifat2 tanah, pengetahuan sifat gelombang air laut, merupakan kunci penting dalam mendesain sebuah pipa di laut lepas. Dalam proses desain tersebut, juga perlu diperhatikan metode penginstalasian yang dipilih. Ketersediaan barge di area, kemampuan teknologi, dan ketersediaan dana yang merupakan masalah klise karena semua teknologi untuk meng-instalasikan pipa di laut lepas sangatlah mahal.

Pendidikan pipeline engineering

Teknik perpipaan di industri minyak dan gas sendiri sepertinya tidak begitu diketahui oleh para praktisinya. Cukup banyak engineer yang bertanya perbedaan antara pipeline dan piping, mechanical dan pipeline, ataupun tubing dengan pipeline. Hal ini berkembang karena kemiripan nama dan daerah “operasi” antara bidang keahlian diatas. Juga sistem pendidikan kita di perguruan tinggi yang turut berkontribusi ketidak jelasan antara bidang keahlian tersebut. Kalau bidang keahlian mekanikal ada jurusan teknik mesin, sipil ada teknik sipil, proses ada teknik kimia, material ada teknik material, reservoir ada teknik perminyakan. Maka tidak mudah untuk mengetahui latar belakang pendidikan apa yang cocok untuk menjadi seorang pipeline engineer.

Menurut seorang panelis pada seminar “Material Science in Oil & Gas Industry” yang diselenggarakan oleh Teknik Material ITB di Bandung 2001, pipeline engineering adalah sebuah persilangan antara mechanical dan civil engineering. Penulis juga dapat sepenuhnya setuju dengan pendapat seperti ini. Hal ini dapat diindikasikan dengan melihat kurikulum pendidikan pipeline engineering di UK dan USA. Pada kebanyakan universitas di Inggris (UCL London, Newcastle University, & Cranfield University), pipeline engineering adalah sebuah pilihan yang berada pada departemen teknik mesin. Tetapi yang terjadi di Amerika (Texas ATM, California University, MIT) adalah kebalikannya, pilihan pipeline engineering ini lebih banyak berada di bawah Depatemen Teknik Sipil. Tetapi kalau kita melihat silabus mata kuliah pada kedua universitas -yang berbeda negeri itu- dapatlah dikatakan sama. Hal ini mencerminkan bahwa belum ada kesamaan pandangan tentang pipeline engineering tersebut walaupun yang dipelajarinya sudah jelas atau sama.

Sementara yang terjadi di Indonesia juga belumlah secara explisit diketahui. Yang penulis tahu pada Jurusan Teknik Mesin ITB ada sebuah mata kuliah pilihan yang mempelajari ASME B318. Tetapi hanya khusus mempelajari standard tersebut saja. Yang menjadi perhatian penulis adalah sangatlah rancu adanya apabila kita sebagai sebuah negara “archipelago” yang memiliki banyak anjungan lepas pantai tetapi tidak mempunyai sumber daya untuk dapat menjadi pemimpin dalam industri pipeline. Yang selama ini terjadi adalah kita meng-import para expert untuk menjadi konsultan paling mahal dalam sebuah proyek. Sehingga wacana untuk menghadirkan sebuah pendidikan yang spesifik mengenai pipeline engineering dapatlah menjadi sebuah wacana yang menarik untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri.

Read More......

Selasa, 26 Mei 2009


  Dalam dunia perminyakan, pekerjaan workover (kerja ulang) adalah hal yang umum dilakukan selama rentang hidup suatu sumur HC. Tujuan utama workover adalah untuk menjaga integritas sumur, melakukan intervensi bawah permukaan sumur dan menjaga kelangsungan produksi dari sumur tersebut. Saat ini didunia perminyakan terdapat empat jenis unit intervensi sumur (well intervention unit)/unit workover ringan (light workover), yaitu slickline unit, electricline unit, snubbing unit dan coiled tubing unit. 

Electricline merupakan salah satu unit light workover yang paling banyak digunakan di industry perminyakan. Electricline digunakan untuk pekerjaan perforasi, fishing, logging, dan pemasangan plug mekanis. Peralatan permukaan pada electricline unit terdiri atas powerpack, control cabin, hydraulic control modul dan grease injector, dan PCE (pressure control equipment).

Powerpack merupakan unit pembangkit tenaga yang menggunakan mesin diesel yang terhubung dengan pompa hidrolik. Tenaga hidrolik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke control cabin melalui koneksi mekanis atau hidrolis untuk menggerakkan winch unit. Desain powerpack harus sesuai dengan standar API Spec 7B-11C.

Control cabin merupakan tempat untuk memonitor aktivitas yang dilakukan toolstring selama pekerjaan workover berlangsung. Control cabin dilengkapi dengan winch unit dan wire drum. Winch berfungsi menarik/mengulur kabel agar toolstring dapat bergerak didalam sumur, selain itu winch digunakan untuk merekayasa/memanipulasi gerak toolstring (misal jar down atau jar up) untuk mengaktivasikan peralatan bawah permukaan.


 

 

Hydraulic control modul dan grease injector digunakan untuk mengoperasikan PCE dan sebagai pengontrol injeksi grease ke PCE. Alat ini memiliki rating pressure tertentu yang dapat disesuaikan dengan kondisi sumur. Control modul mentransmisikan tenaga hidrolik ke PCE untuk mengaktifkan/menonaktifkannya.

PCE terdiri atas line wiper, stuffing box, flow tube, turn around sheave (TAS), tool catcher dan ball check valve, tool trap dan wireline BOP. Alat-alat tersebut dirangkai menjadi satu dan bekerja secara terintegrasi untuk mengontrol tekanan sumur selama pekerjaan workover berlangsung. Hal ini sangat krusial karena adanya kabel electricline sebagai media kerja yang terus bergerak dinamis dari permukaan masuk ke dalam sumur sehingga riskan terjadi kebocoran tekanan melalui sela-sela badan kabel.

Line wiper berfungsi menyeka sisa-sisa grease dan fluida sumur dari badan kabel. Hal ini untuk mereduksi kontaminasi senyawa-senyawa dari fluida sumur yang dapat menurunkan kualitas kabel dan menjaga wire drum dan area kerja tetap bersih dan tidak slip akibat dari sisa-sisa grease. Stuffing box memberikan penyekatan disekeliling kabel terhadap tekanan sumur melalui aplikasi plunger yang diaktivasi oleh tenaga hidrolik.

Flow tube berfungsi memberikan penyekatan tekanan sumur disekeliling kabel dalam kondisi dinamis dengan menginjeksikan grease kental disekeliling badan kabel (grease sealing). Fungsi ini berkat injeksi grease bertekanan dari control modul kedalam stuffing box secara kontinyu dengan suatu perhitungan tertentu. TAS berfungsi mereduksi panjang PCE serta mereduksi beban axial kabel. Tool catcher berfungsi menahan hantaman toolstring saat toolstring ditarik keatas keluar dari sumur. Dan jika kabel putus atau tidak ada kabel didalam PCE, maka ball check valve akan menutup secara otomatis akibat desakan dari tekanan sumur.

Tool trap berfungsi mencegah toolstring jatuh kedalam sumur saat toolstring telah ditarik keatas. Tool trap dilengkapi dengan flapper berbentuk V dengan aktivasi hidrolis. Wireline BOP berfungsi sebagai penyekat tekanan sumur dalam kondisi kabel statis atau tidak ada kabel. BOP ini berbeda dengan BOP drilling dari segi dimensi dan jumlah ramnya. BOP menggantikan fungsi PCE sebagai penahan tekanan sumur saat penggantian PCE (penambahan lubricator), penggantian tool atau perbaikan PCE bila terjadi kebocoran. (Imam Supriadi)



Read More......

Senin, 25 Mei 2009

Radial drilling


Radial drilling technology produces enhancement of producing and shot off wells by using high pressure fluids to “drill” radial channels out from the existing bore up to 300 feet.

This effectively increases the drainage area from a well and has resulted in massive increases in production. Utilizing existing well shafts, the Radial Drilling technology enters areas in a “wheel and spoke” fashion and penetrates out up to 300 feet, and in up to 16 different directions, at any given depth. The Lateral Drilling technology has efficiently and successfully drilled laterally in excess of 400 feet. The Company believes that it can establish itself as the foremost expert in the successful application of this energy recovery enhancement technology. The technology has the ability to drill up to 8 laterals in four to five days (4-5) days into an existing pay zone. The Radial Drilling technology is best suited for existing oil and gas wells that are drilled to a depth of eight thousand feet (8000) or less. This market is estimated to be well in excess of 1,000,000 wells.

With the use of Radial drilling, oil that otherwise would have remained beyond the reach of conventional technologies can now be recovered efficiently and economically. In some cases production recovers to a level that equals or exceeds that of the well’s initial production. This enables drilling farther into the strata

The images below demonstrate how Radial Drilling can significantly expand the production area within a given field. An average well will pull petroleum from an area of up to 120 feet from the well bore. The Radial Drilling technology extends the production area up to 300 feet from the well bore. Traditional well bore configurations pulling from 120 feet equates to a total volume of pay zone of 271,296 cubic feet. Each Radial of 300 feet will potentially pull from over 360,000 cubic feet. Four such Radials will therefore pull from over 1,440,000 cubic feet from the well bore.


Source Photo: www.radialdrilling.com

Radial Drilling utilizes patented technologies in the areas of the design and manufacture and the process of high pressure fluid jet drilling. The figure below more precisely illustrates the process. The Radial Drilling process works on both new and existing wells, but performs best on formations of low permeability such as depleted wells that are ready to be capped because they are no longer economical.

The strong market potential for deployment and market acceptance of this technology exists because there are literally millions of wells that fit the description of the ideal ‘target” well and secondly, enhancing production from existing wells eliminates the expense of new exploration and drilling thereby reducing exploration risk.

Features of Radial Drilling include:
* The lateral drilling process is fast. Average time the rig is on the well is only four to five days
* Cuts a two (2) inch diameter hole horizontally up to 300 feet from the well bore
* Holes can be drilled at several levels

Benefits:
* Increase production rate and recoverable reserves from marginal wells.
* Improves injection rates in water disposal/injection wells.
* Allows directional treatment of wells e.g. acid, steam, CO2, etc.
* Allows multi-layer application in thicker reservoir zones.
* No need for large, expensive rotary rigs
* No casing milling equipment necessary
* No additional stimulation required
* Average operation duration is one to four days per well, thus limiting the time the well is out of production.
* No logging expense required
* No need to change well-bore configuration 


Source: www.platinumpetroleum.com



Read More......

Minggu, 24 Mei 2009

job di qatar

Assalamulaikum WW,
Bapak2 dan teman2 yth:
Qatar Gas sedang cari tenaga untuk keperluan Shut down team seperti
berikut:

1. Planning Engineers ……………¦.2 No
2. Planners………………¦.7 Nos
3. Contract & Cost Officers……….|.5 Nos
4. Senior Material Planner………..|.1 No
5. Material Planner………………¦.1 No
6. Head of Shutdown………………..¦.2 Nos

Kalau ada yang berminat boleh CV nya di kirim ke saya;

fboy@qatargas.com.qa atau ke aboutalbi@qatargas.com.qa Abdel hamid Boutalbi ( Qatargas shut down Manager, yang akan
datang ke Indonesia tanggal 12 Juni ini)

Read More......

job di turkmenistan

Hie! I'm Sarah, Recruitment Consultant
from Petrominwork. We are currently sourcing candidates for Structural
Design Engineer position for our client in Kiyanly,
Turkmenistan.



If you wish to be nominated, please give your
consent . Should you know anyone who is interested and suitable in the
position, kindly introduce them to us.



Pls send your cv and state your:



1) availability for new assignment

2) current salary

3) expected salary

4) 2 names of your referees and their contact details (company
name, designation, email address)

5) preferred location to be assigned





Thank you & best regards,

Sarah Idany Anuar

Recruitment Consultant



PetrominWork
Sdn Bhd

Tel no. :
+603 - 2166 4493

Fax no. : +603
– 2166 2297

Website : www.petrominwork.com " Your
Recruitment Gateway in Asia Pacific for Oil & Gas and Resources Industries
"

Read More......